Laman

Senin, 20 November 2017

Liberalisme Sosiologis dalam Sail Sabang, Aceh 2017

     
       
     Perkembangan Hubungan internasional kontemporer tidak hanya berfokus pada interaksi antar negara (Government to Government), namun telah berkembang menjadi hubungan transnasional. Diantaranya hubungan antar masyarakat, kelompok, individu, dan organisasi-organisasi yang berasal dari berbagai negara. Hal inilah yang menghasilkan buah pemikiran dari Liberalisme yakni Pluralisme.
      Kaum Liberal Sosiologis menganggap hubungan transnasional semakin penting dalam dinamika hubungan internasional. James Rosenau mendefinisikan 'transnasionalisme" sebagai sebuah proses yang didalamnya hubungan internasional yang awalnya dilaksanakan oleh pemerintah (negara), kini telah disertai dengan hubungan antar individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat-masyarakat swasta yang memiliki konsekuensi penting dalam keberlangsungan berbagai peristiwa (Rosenau, 1980 :1). Fokus dari Liberalisme sosiologi ini mengarah pada sebuah pemahaman bahwa hubungan antara rakyat lebih kooperatif, dibandingkan hubungan antara pemerintah nasional. Richard Cobden, Pemikir Liberal terkemuka mengungkapkan bahwa semakin kecil keterlibatan diantara pemerintah, semakin banyak hubungan yang akan terjalin antara bangsa-bangsa di dunia.
        Hubungan Transnasional yang terjalin antara individu, kelompok ataupun masyarakat swasta lainnya, dilandasakan pada satu keseragaman hobi atau kesamaan tujuan dalam sebuah organisasi internasional yang non pemerintah. Sail Sabang yang diadakan di Pulau Weh Aceh akan dilaksanakan mulai tanggal 28 November sampai 04 Desember 2017. Even ini merupakan salah satu contoh hubungan transnasional yang terjalin antara penduduk di Indonesia (khususnya pulau Weh, Aceh) dengan penduduk yang ada di belahan dunia lainnya yang memiliki satu kegemaran/hobi, yakni dalam bidang pelayaran (sail).
        Sail sabang merupakan sebuah peristiwa penting dalam mempromosikan wisata bahari Indonesia, karena turut memperkenalkan kekayaan alam (khususnya di bidang kemaritiman) yang ada di Pulau Weh Aceh. Indonesia merupakan wilayah yang mayoritas terdiri oleh perairan (laut), maka sudah sepantasnya wilayah kelautan ini menjadi salah satu kekuatan nasional (National Power) dalam meningkatkan hubungan transnasional dengan negara-negara lain. Even transnasional ini awalnya di adakan oleh masyarakat dengan hobi yang sama, kemudian di dukung oleh pemerintah setempat, bahkan sampai ke pemerintah pusat. Karena acara ini akan di buka langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo pada tanggal 02 Desember 2017.
           Perkiraan dari pemetintah akan ada 100 kapal yacht yang ikut meramaikan Sail Sabang dan saat ini sudah ada 87 kapal yacht dari berbagai negara sudah mendaftar (Ungkap, Wakil Pelaksanaan Sail Sabang di Internal Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang-BPKS) Fauzi Umar di Sabang beberapa waktu lalu. Misalnya saja Kapal Celcius milik Miss Jecline dari Kanada dan Kapal Except One milik Yusoa dari Jepang, telah mengibarkan Bendera Sail Sabang di atas Kapal mereka. Dengan adanya Sail Sabang ini pemerintah daerah dalam hal ini Walikota Sabang, Nazaruddin yang sekaligus ketua panitia Sail Sabang berharap melalui kegiatan nasional ini dapat meningkatkan kepopuleran destinasi wisata di Sabang, sehingga dapat memajukan perekonomian masyarakat Sabah.
                Dengan adanya Sail Sabang ini dapat mempromosikan kecantikan dan eksostisme pulau-pulau di Indonesia, karena kapal-kapal yacht yang berada di belahan dunia lain, akan menjelajahi keindahan pulau-pulau yang ada di Indonesia karena melewati rute dari beberapa pulau di Indonesia. Proses acara Sail Sabang ini membutuhkan waktu yang tidak singkat, karena setiap kapal yacht mulai berlayar dari negara masing-masing. Seperti, pada titik awal pemberangkatan kapal yacht ini berasal dari Pulau Darwin (Australia) 5-9 Agustus 2017. Di Darwin, kapal yacht akan dilepas oleh Penasehat Menteri Pariwisata Bidang Marine Tourism, Dr Marsetio. Sementara yang dari Tual, pelepasan kapal yacht akan dilakukan oleh Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar, Indroyono Soesilo. 
       Kemudian para rombongan akan singgah di Kupang menuju ke Timor Tengah Utara (Winni) 11-14 Agustus 2017, berikutnya rombongan kapal Yacht ini akan singgah dipulau ketiga yakni pulau Alor 16-20 Agustus 2017. Setelah tiga hari mengeksplor pulau alor, Para peserta Sail Indonesia akan tiba di Pulau Komodo pada 23-26 Agustus 2017, lemudian menuju Sumbawa besar-Badas pada 23-31 Agustus 2017, dan menyebrang ke Medana Bay-Lombik Utara pada 2-6 September 2017.
        Pulau Dewata Bali juga tak luput dari sasaran singgah peserta Sail Indonesia 2017, pada 09-15 September 2017, peserta akan menyambangi Lovina Buleleng Bali, sementara untuk pulau Jawa, Karimunjawa yang menjadi pilihannya kapal datang pada 17-23 September 2017, kemudian berlanjut ke Kumai Pangkalanbun pada 25-30 September 2017. “Kemudian Sail Indonesia 2017 akan tiba di Belitung Timur Manggar pada 2-05 Oktober 2017, Belitung pada 6-10 Oktober 2017, Bangka Tengah-P Ketawai pada 11-14 Oktober 2017, dan Bintan-Tanjung Pinang pada 16-23 Oktober 2017,”
Selanjutnya, pada 23 Oktober 2017-30 November 2017, peserta Sail Indonesia 2017 akan berlayar menuju Sabang dengan melintasi Selat Malaka dan kemudian bergabung dengan Sail Malaysia. Kapal-kapal Sail Indonesia 2017 akan bersandar di Sabang pada 1-7 Desember 2017. Demikianlah rute yang disediakan pemerintah Indonesia dalam mendukung peristiwa penting dalam bidang kemaritiman Indonesia.
       Liberalisme Sosiologis merupakan salah satu paradigma dalam Hubungan Internasional yang mengutamakan hubungan transnasional, namun tidak mengesampingkan secara total dari peran pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat. Tujuan dari Liberalisme sosiologis ini adalah meningkatkan hubungan yang lebih kooperatif antara individu, kelompok ataupun masyarakat swasta lainnya. Misalkan saja dalam Sail Sabang, Aceh 2017 merupakan kegiatan yang menyatukan individu-individu dan kelompok-kelompok dengan kegemaran yang sama (pelayaran/sail) dari berbagai negara, untuk bergabung dalam even bertaraf internasional yang di adakan di Pulau Weh Aceh. Hal ini membawa keuntungan bagi individu-individu dan kelompok2 tertentu dan juga bagi Pemerintah Indonesia. Dengan dilaksanakannya Sail Sabang, Aceh 2017 ini dapat menyatukan para individu-individu dari berbagai negara, sehingga memperkuat solidaritas bagi para penggemar Sail di seluruh dunia. Selain itu, keuntungan bagi pemerintah Indonesia yakni memajukan perekonomian masyarakat Sabah, karena melalui even ini diperkirakan akan dihadiri oleh peserta kapal yacht dari berbagai negara, selain itu turis domestik maupun internasional tentunya akan meramaikan even internasional ini. Hal ini tentunya memberikan pemasukan yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. 

Sumber :
Buku :
 Pengantar Studi Hubungan Internasional. Robert Jackson. Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 2009
Internet :
http://sailsabang2017.co.id/id/2017/08/
https://www.antaranews.com/berita/656096/sebanyak-87-kapal-yacht-sudah-mendaftar-di-sail-sabang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar