Laman

Rabu, 25 Oktober 2017

Sejarah Pemikiran Politik Barat


Kontribusi Tiga Peradaban Besar terhadap Pemikiran Politik Barat

Pandangan atau pemikiran politik yang berkembang pesat hingga saat ini, bermula dari pemikiran di Barat berupa filsafat, ilmu pengetahuan, kebudayaan hingga berkembangnya peradaban Barat yang merupakan proses dari interaksi peradaban besar yang telah ada sebelumnya. Peradaban ini dimulai dari Yunani-Romawi, Judeo-Kristiani dan Islam. Setelah runtuhnya tiga peradaban tersebut, menjadikan tumbuh suburnya peradaban baru bagi bangsa-bangsa di Barat.
Ketiga peradaban tersebut memberikan kontribusi terhadap pemikiran Barat, yang sampai sekarang digunakan sebagai dasar dalam mengamati perkembangan politik. Berikut beberapa kontribusi tiga peradaban tersebut :
Ø  Peradaban Yunani-Romawi
Kontribusi Yunani-Romawi terhadap Barat terjadi berbagai bidang, seperti seni, sains, filsafat, etika, politik, kedokteran, matematika dan lainnya. Dari segi pandangan hidup (way of life)yang berkembang pada abad renaissance dapat dilihat dari pandangan hidup orang-orang Yunani, seperti rasionalisme, individualisme, liberalisme, optimisme, sekularisme. Demikian pula pandangan dari Yunani Kuno yang memandang agama sepenuhnya bersifat duniawi, praktis, mengabdi pada kepentingan manusia (bukan Tuhan). Cara pandang sangat Pragmatisme, empirisime, dan materialisme telah demikian kuat dalam rekonstruksi peradaban Barat.
Dari segi keilmuan Yunani-Romawi memberikan kontribusi terkait dengan metode-metode eksperimental dan spekulatif guna pengembangan pengetahuan. Dalam bidang filsafat politik, filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles juga mempengaruhi pemikiran dan filsafat Barat. Jejak pengaruh Aristoteles, dapat dilihat dalam karya Machiavelli, The Prince(Sang Pangeran), atau gagasan adanya pemisahan kekuasaan yang dikemukakan oleh Montesquieu dalam L’esprit de lois (semangat hukum). Teori Hegel tentang konstitusi negara sebagai ekspresi kesadaran diri negara, kemudian gagasan Marx mengenai hubungan ekonomi dan politik serta gagasan Barat sekitar konservatisme progresif maupun kritik terhadap demokrasi egalitarian.
Dari segi pemikiran politik Romawi yang memberikan pemahaman kepada Barat tentang teori imperium. Sebuah teori tentang kekuasaan dan otoritas negara dimana kedaulatan dan kekuasaan negara dianggap sebagai bentuk pendelegasian kekuatan rakyat kepada penguasa negara. Dengan demikian, menurut teori ini pda hakikatnya kedaulatan untuk kebaikan seluruh rakyat. Menurut teori ini rakyat memiliki hak-hak politik yang sama (equal rights) dan merupakan esensi tertinggi kedaulatan negara.



Ø  Peradaban Judeo-Kristiani
Peradaban Judeo atau Yahudi memberikan kontribusi pada pemikiran Barat, menurut Max Dimont dalam karyanya Jews, God and History dan Indestructible Jews, orang-orang Yahudi itu sebagai The historic people, percaya bahwa orang-orang yang melahirkan peristiwa sejarah, menjadi subjek dan bukan objek peristiwa itu melalui gagasan cerdas yang mereka kemukakan. Dalam perspektif sejarah kelahiran para Rasul dari agama besar di dunia, sebagian besar, dari mereka terlahir dan keturunan dari orang-orang Yahudi (Bani Israil). Rasul Daud, darinya lahir para nabi dan Rasul yang memiliki peranan besar terhadap proses kelangsungan serta pembentukan peradaban manusia. Paulus sebagai pendiri agama Kristem (founder of Kristianity) serta formulator konsep Trianitas (Kesatuan tiga oknum : Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Kudus yg juga keturunan Yahudi).
Pemikir Yahudi seperti Thomas Hobbes, Machiavelly, Jhon Locke, Mountesqueau, JJ Rouseau, dan lainnya, mengemukakan kesamaan, penentangan terhadap konsep agama (Kristiani)  dan mengembangkan gagasan securism (pemisahan) agama dalam persoalan kehidupan dunia (politik). Pada aspek positifnya adalah mereka para pemikir telah memberikan inspirasi pentingnya pengharagaan atas kemampuan akal manusia serta penghargaan terhadap ilmu pengetahuan bagi kemajuan manusia. Diantara mereka ada yang sangat antu dan sama sekali menihilkan agama (Tuhan). Disisi lain banyak dari mereka mengakui keunggulan nilai-nilai Islam, Muhammad dan sumbangsih peradabannnya terhadap perubahan cara berfikir Barat untuk suatu kemajuan.
Baruch Spinoza, pelopor pencerahan Yahudi Abad 71, didalam dunia Barat, Spinoza dianggap sebagai filsuf yang meletakkan dasar pemikiran mengenai pembentukan masyarakat baru dan bebas, tetapi terikat dan selaras dengan hakikat ketuhanan (devine nature). Ia juga perintis lahirnya agama sekuler bagi manusia modern dan mengajarkan bahwa akal dan intuisi dapat mengarahkan manusia pada kesatuan dirinya dengan sumber segala sesuatu yang disebut intelectual love of god. Spinoza berhasil merumuskan a unified master science yang dapat diterapkan dalam berbagai kajian etika, politik, agama, fisika dan Matematika.
Ø  Peradaban Islam
Peradaban Islam juga mempengaruhi dunia Barat di Eropa, setelah fase dua peradaban besar sebelumnya. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Rusyd (Averros, 1126-1198), Ibnu Sina (Avicenna, 980—1037), Al Farabi (870-950), banyak membicarakan masalah manusia, pergaulan hidupnya termasuk masalah politik, banyak memberikan komentar mengenai pemikiran ahli-ahli Yunani Kuno itu dan banyak pula mendapat pengaruh dari mereka.
Ada sejumlah fokus kajian yang dilakukan kalangan filsuf Muslim Klasik, yakni masalah teori negara (pen ; kota), asal-usul negara, kedaulatan, kekuasaan, penguasa-imam, bentuk negara, paham internasional serta diplomasi. Sjalltut menyebutkan sejumlah nama para sarjana Muslim antara lain : Al-Mawardi Abu Ya’la, Ibnu Jamaah, Al Kindi, Ibnu Thayyib, Al Farabi, Ibnu Abir Rabie ,Makarim Ibnul Chutheir, Ibnu Qutaybah, Al-Gazali, Abu Rahman bin Abdullah, Ibnu Thabthaba, Ibnu Khaldun dan masih banyak lagi.
Perkembangan pemikiran politik Barat memiliki berbagai permasalahan yang harus disikapi secara akademik. Berbagai permasalahan ini setidaknya menyangkut tiga hal penting, yakni :
Pertama, harus diakui dalam membangun sejarah perkembangan Pemikiran Politik (Modern) dewasa ini, dalam arti luas meliputi masalah pemikiran politik, asal-usuk negara, kota, masyarakat, pemerintah dan kekuasaan, diplomasi, hubungan internasional, bentuk negara, konstitusi negara, dan lainnya. Dalam perspektif pemikiran politik modern sangat berat “berkiblat” pada cara pandang Barat. Akibatnya benang sejarah mengenai pemikiran Politik Barat, berkesan menjadi missing link yakni ada keterputusan, penghilangan alur, penyelusuran sejarah secara lebih tepat. Ini dapat diamati ketika orang Barat (Eropa) timbul kesadaran untuk melakukan perubahan cara pandang yang radikal dari peradaban Gereja, penuh mistik dan mitologi (the dark ages) kepada peradaban yang memilih cara pandang rasional dan empirik, yang dikenal dengan abad pencerahan Eropa (renaissance). Padahal ketika itu, sejarah telah membuktikan ketika Barat (Eropa) sedang mengalami kegelapan peradaban, di dunia Timur telah tegak peradaban yang sedang mengalami kejayaan yakni peradaban Islam, termasuk mengenai Politik Islam. Sebuah peradaban yang memberikan pencerahan berbasis perpaduan dari spirit keimanan “Mekkah” dengan rasionalitas “Yunani”.
Kedua, apa yang kita pahami mengenai Pemikiran Politik Barat, kini mengalami perluasan pengaruh ke dunia ke-3, saling bersentuhan dengan kebudayaan lokal dan dengan bagian-bagian dari peradaban sebelumnya (terutama Islam dan Kong Fuchu) ini melahirkan ; metmorfosis dalam bentuk yang lain (modifikasi revisi) bahkan sampai pada penolakan (resistens) yang kuat. Padahal jauh sebelumnya mereka itu, semua saling belajar. Oleh sebab itu perlu mengkaji bagaimana Pemikiran Politik hadir dalam bentuknya yang “holistik”.
Ketiga, bahwa akar dari peradaban besar yakni apa yang dikenal dengan peradaban Islam Klasik dan peradaban Renaissance, di abad modern ini telah bertemu, bersentuhan bahkan ada kecenderungan untuk terjadi “perbenturan peradaban” antara Islam dan Barat. Oleh sebab itu sangat penting memahami lebih mendalam mengenai dua peradaban besar ini. Semua itu semata agar ilmu pengetahuan dapat memberikan sumbangsih lebih berarti, yakni bagaimana membangung temu atau saling pengertian yang lebih “berkeadaban”. Dengan melakukan kajian sebagai bagian tanggung jawab kita dalam upaya menyikapi lebih serius, terhadap apa yang dikemukakan oleh para ahli pikir modern dewasa ini, yakni kemunkinan ketidakterelakkan benturan peradaban antara Timur (Islam) dengan Barat (politik global).


Sumber : DR. Firdaus Syam, MA. Pemikiran Politik Barat Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya terhadap Dunia ke-3. (Jakarta : Bumi Aksara, 2007).


           





Tidak ada komentar:

Posting Komentar